Ini berawal waktu gue lagi kuliah speaking. Mungkin waktu kalian
denger pertanyaan ini kalian gak akan mikir panjang buat jawab. Sama
kayak yang gue rasain saat itu. Gue bisa jawab langsung tanpa mikir dan
penuh tawa menganggap jawaban gue udah yang paling bener.
Ceritanya mata kuliah hari itu adalah “if conditional sentence” yah tentang
suatu kalimat pengandaian gitu. dosen gue nanya “ jika kalian diberi
waktu untuk hidup, berapa lama kalian ingin hidup? “ spontan gue dan
temen-temen gue jawab “forever miss!” lalu dosen gue senyum dan
menjelaskan sesuatu yang ga pernah kita sadari sebelumnya.
Dia bilang, “if I can ask how long I can life, maybe I just want life
in a certain time, maybe a hundred years, or maybe ninety years” why?
Because I won’t to see all of my lovely pass away one by one.”
Jawaban itu ngena banget di gue. Apalagi sebelumnya gue udah pernah
kehilangan seseorang yang deket banget di hidup gue. Apa yang dosen gue
bilang bener, gue ga mungkin kuat liat orang yang gue sayang pergi satu
persatu dari hidup gue. Gue juga gak mungkin kuat liat anak cucu gue
kelak pergi ninggalin gue. Itu bakal jadi nyesek moment di hidup gue.
Pertanyaan kedua yang bikin gue nyesek pula “what would you do if you
could turn back the time?” kenapa nyesek? Harusnya kan seneng. Lho bisa
jawab, kalo gue bisa memutar waltu, gue mau lahir jadi anak orang kaya,
gue mau cakep, gue mau ini, mau itu, atau misalnya gue mau punya temen
masa kecil terus lho berdua udah saling suka dari kecil, abis itu
gedenya ketemu dan jadilah cerita cinta kayak FTV . hehe (kejauhan).
Tapi bisa aja kan lho jawab kayak gitu?
Tapi setelah
gue pikir-pikir kenapa pertanyaan itu ngena banget? Itu gue sadari
ketika gue mulai menggarap tugas itu, perlahan-lahan semua kenangan di
masa lalu satu-persatu singgah di pikiran gue. Masa kecil yang indah,
keluarga yang sempurna, sampai suatu saat satu persatu orang yang ada di
deket gue ninggalin gue. Mulai dari hewan peliharaan yang paling gue
sayang, sampai sanak saudara yang deket banget sama gue. Kesempurnaan
hidup gue mulai terasa terenggut ketika seseorang yang paling deket sama
gue pergi ninggalin gue. Seorang lelaki yang selalu nemenin gue,
ngabulin semua hal yang gue pengen, nganterin kemanapun gue mau,
kapanpun gue butuh dia dia gak pernah kehabisan waktu, bahkan ketika dia
marah dia gak pernah bisa jauh dari gue. Jujur gue lebih deket dia
ketimbang orang tue gue sendiri. Kakek, mungkin itu adalah sosok yang
paling gue rindukan saat ini.
Tapi bagaimanapun
juga,waktu tidak akan dapat berputar kembali. Inilah hidup, semua akan
kembali keasalnya, hanya tinggal menunggu waktu. Semua hanya tentang
sesuatu yang mengatur segala hal yang hidup, sesuatu yang menentukan
kapan semuanya akan terjadi “waktu”. Kini aku tak takut lagi akan segala
kemungkinan yang akan terjadi. Kenapa? Jawabannya karena semua hal
didunia ini memiliki waktu mereka masing-masing. Terimakasih “waktu”
telah memberikan hal-hal indah singgah dalam kehidupanku.
Blogroll
About
Kamis, 27 Agustus 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar